![]() |
Add caption |
Mula-mula
Putri harus berjuang untuk belajar bahasa tangan yang juga dengan susah payah
bisa dikuasai oleh ayah dan neneknya. Setelah neneknya meninggal. Putri hanya
memiliki ayahnya sebagai teman bicara. Karena pintar main viano, guru-guru
sekolah luar biasa menyarankan Putri untuk belajar umum. Ayah memutuskan pindah
ke kota besar sehingga Putri kelak dapat tumbuh di lingkungan yang lebih
terbuka.
Diawali dengan penolakan, akhirnya ada sekolah
yang mau menerima Putri sebagai murid. Dunia berubah ketika ia harus bergaul
dan hidup dengan orang-orang normal di sekolahnya. Ia tidak diterima oleh
sebagian teman-temannya karena dianggap cacat. Ia hanya memiliki satu orang
sahabat bernama abdul.
Suatu
ketika, Putri melihat tim musik viano di sekolahnya dan menawarkan diri sebagai
anggota kelompok musik viano dengan bahasa isaratnya. Putri ditolak. Ia
menangis di samping sang ayah yang memberitahu bahwa mengapa ia terlahir
menjadi orang bisu.Ayahnya pun mengajarkan dia bermain piano dan terbukti
walaupun tidak bisa berbicara, ia bisa bermain piano dengan tangan mungilnya,
hingga bisa masuk tim musik sekolah, tapi tidak diterima oleh kelompok yang
diketuai Erna.
Putri ingin keluar. Keputusan Putri keluar
menjadi dilema karena ayahnya yang sedang sakit ingin melihat Putri di konser
nanti. Keputusan Putri kembali ke kelompok musik membuat Erna marah dan
menyiksanya hingga tangannya terluka parah. Putri tidak putus asa dan berhasil
tampil di panggung dengan dandanan seperti badut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar